Kamis, 06 Oktober 2011

hurt


Tiba-tiba saja waktu berputar dengan cepat. Padahal hanya 2 hari saja aku tak masuk sekolah karena harus mengikuti perlombaan di sebuah universitas di kotaku. Pada awalnya aku tak yakin dengan apa yang aku rasa kan ketika itu; jantungku selalu berdetak 2 kali lipat bila ada di dekatku. “hanya teman sekelas’ fikirku tak mungkin ada rasa lain yang tumbuh. Seperti membohongi diri sendiri, munafik dengan rasa yang sebenarnya di rasa, berusdaha mengibaskan perasaan yang sdeperti mengakar di hati ku—dengan lembut—tak bisa bila aku harus mempunyai perasaan ini, karena di tempat lain aku memiliki seseorang yang sudah lebih dahulu mengikat hatiku, orang selama 1 tahun ini telah membantuku masa-masa sulit dalam hidup, telah memberikan warna untuk hidupku, memberikan cerita kalaa hujan turun, ketika panas menerjang, ketika awan mendung, ketika hati senang, sulit juga memberikanku banyak pelajaran arti hiidup, membuatku lebih kuat bila sedang menghadapi masalah karenanya.
Tak jarang kami berada di kelompok yang sama, hal itu terpaksa membuat kami lebih banyak berinteraksi dengan yang lainnya. Setelah aku meninggalkan keadaan di sekolah... “Reisya belum tau yah?” “tau apaaa?” aku balik bertanya kepada mereka, “gak ahh gak ahhhh..” hanya jawaban itu yang aku dapat, oke mungkin mereka belum mau bercerita padaku, never mind. Lonceng berbunyi, mereka bertiga—sahabat-sahabatku—menarik tanganku dan berbisik, “liat deh liat, cocok yah?”. SHOCK!! SPECHLESS ternyata orang yang ada di potret itu sama dengan seseorang yang tanpa ku sadari sedikit mengusikku. Kenapa rasanya sakit yah? Padahal kan hanya teman sekelas, apakan aku menyukainya? Thats so imposible... aku berusaha bersikap se-normal mungkin “oh iya iya cocok kok, kenapa? Salah satu di antara kalian jadian sama dia?” aku sedikit berhati-hati dengan pertanyaan ku, takut mereka mengira bahwa aku menyimpan rasa. “baru kemaren di tembaknya” jawab temanku yang bernama Tika. “trus?”.... “tapi Aku gak ngejawaaaab, gimana yah aku kan udah punya cowok, yah walaupun sekarang dia agak berubahh, tapi aku sama keluarga dia udah deket banget” Diana menjelaskan tentang posisinya saat itu.
“Rey, tadi dia ngajakin aku main, hihihi” –message dari Diana.
Sepertinya Aku harus mengalah, walaupun rasa itu tak sedalam rasaku kepada seseorang yang sudah mennempati hatiku sebelumnya. Sebelum rasa ini terus mengakar lebih kuat lagi. Satu hal yang aku pelajari saat ini, lebih baik mengalah dan melihat teman bahagia dari pada  aku bahagia dan melihat orang lain menderita karenaku .


-Laila Rachmawati 061011@14:10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar