puisi


titik jenuh


Puncak kejenuhan
Dari riuk pikuknya kehidupan
Dari ricuhnya permasalahan
Sesak yang jenuh ini
Menembus tulang belulang
Menyumbat peredaran darah
Menghentikan dentuman nadi
Tak senada—tak beraturan
K A C A U
kedua kaki ini lumpuh
tak bisa lagi untuk di gerakan
tak bisa lagi melangkah
fikiran ini membeku
tak bisa lagi mengakses setiap detik kejadian
bibir ini membisu
tak bisa lagi berucap
telinga ini tuli
tak bisa lagi mendengar nyanyian indah

aku membutuhkan pencerahan
untuk memulihkan sistem kerja tubuh
yang sempat tak terkendali

gemersit khayalanku menggambarkan
kicauan pasukan burung
harumnya aroma anggrek
kemilau hampaaran laut 
bagai mengantarkanku ke Surga dunia
melunturkan titik jenuh dalam hidupku




pudar


Berceloteh
Celoteh celoteh celoteh
Bagai angin yang berhembus
Membelai daun telinga
H A L U S

Dengan mata yang tak fokus
Hanya sesekali berkedip
Karena kantuk yang melanda
Dengan kaki yang terus dihentakan
Berkali-kali
Karena tak ada yang bisa dikerjakan
Dengan kepala yang menunduk
Tak bisa menengadah
Tak bisa fokus
Karena badan sudah tidak menyuplai

Papan tulis, spidol, kursi, meja
Semua benda itu menjadi saksi bisu
Akan murid-murid yang berulang kali
Menghembuskan nafas kesal.

Semua penghormatan yang dulu kental
Pudar semuanya.
Tindak-tanduk murid yang mulai melunjak
Seakan kesetanan, bersatu
Untuk menindas seorang
Dengan gelar “tanpa tanda jasa”

Semua telah di butakan
Dengan perkembangan zaman
Semua telah terlena
Dengan kenikmatan sesaat
Fikiran sempit yang telah membunuh
Kader pemimpin di masa depan
M I R I S



memory


Jangan salahkan perasaan benci ini
Jangan salahkan perasaan dengki ini
Semuanya terbuang
Dibuang oleh kau,
Dengan perasaan yang tak berdosa

Memori itu berubah
menjadi kepingan Terlupakan, tak berarti
Memori itu berubah
Menjadi kesakitan di dalam hati
Memori itu berubah
Menjadi asa tak tercapai
Memori itu berubah
Tak seindah dulu......

Betapapun terus mengharapkannya
Betapapunterus menginginkannya
Hanya akan menambah penderitaan
Hanay akan menambah keperihan
Di setiap detik yang kulewati



tak berarti

jarum jam masih berputar
detak jantung masih berdegup
bumi ini tak bosan-bosannya berevolusi

helaan nafasku
berubah menjadi sesak, terisak
perasaan yang dulu menggebu-gebu
perasaan yang dulu selalu menghampiri
angan-angan tentang kebahagiaan
setiap kenangan itu terselip
tersimpan di dalam memori hati
kenangan manis yang tak pernah bosan di kiaskan

dalam sekejap,
menghujam jantungku
memutar balikkan kehidupan

tak ada lagi..
jarum jam yang berputar
detak jantung yang berdegup

tak ada lagi..
perasaan yang menggebu-gebu
perasaan yang selalu menghampiri

pesona itu...seolah merubah rasa manis menjadi pahit
tak terduga, dihempaskan...

kata-kata nan indah,
kini menjadi silet
menusuk hati dengan perlahan
p-e-r-i-h

mungkin.. memang tak pernah dirasakannya
mungkin..memang tak terlihat oleh nya

dan

tak b-e-r-a-r-t-i

Tidak ada komentar:

Posting Komentar